ARTICLE AD BOX
Launching dilakukan anggota DPD RI Dapil Bali IB Rai Dharmawijaya Mantra bersama Kepala BKS LPD Bali Nyoman Cendekiawan dan Kepala LPLPD Bali Nengah Karmayasa, serta disaksikan oleh para undangan lainnya yakni Dirut BPD Bali Nyoman Sudharma, Rektor UNHI, para Rektor Perguruan Tinggi Negeri & Swasta se Bali dan undangan lainnya.
Di hadapan Kadis Pemajuan Masyarakat Adat (PMA) Bali IGAK Kartika Jaya Seputra dan Dirut Jamkrida Bali Mandara (Perseroda) serta 600 orang lebih kepala LPD se-Bali, IB Rai Mantra yang juga putra pencetus Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Prof IB Mantra tersebut menyatakan sangat yakin dengan buku Akuntansi yang disusun oleh Prof I Wayan Ramantha. Hal ini karena Ramantha merupakan akademisi yang sempat menjadi promotornya saat menempuh S3 (pendidikan Doktor di FEB Unud). "Selain itu, Prof Ramantha juga praktisi yang mengaudit keuangan di sejumlah LPD dan menjadi pengawas di salah satu LPD dimana beliau tinggal," ungkap Rai Mantra memulai kesaksiannya.
Mantan Walikota Denpasar tersebut sempat memaparkan sejarah kemunculan LPD yang digagas oleh sang ayah Prof IB Mantra. Pasca proklamasi, ujarnya, Prof Ramantha sempat bertemu dengan ayahnya, awalnya sekitar tahun 1989. Saat itu, mereka berbicara dan membahas LPD, setiap kembali ke Bali dari India sebagai Duta Besar, Prof Ramantha pasti menemui Prof Mantra untuk berdiskusi kembali masalah LPD dan ekonomi Hindu secara umum, hal yang sama dilakukan sebelumnya oleh Prof Gorda (Undiknas) saat beliau menyusun konsep ekonomi Hindu, ini dilanjukan oleh Prof Ramantha . "Saat itu, IB Mantra menjadi Dubes di India, setiap kembali ke Bali pasti Ramantha berkunjung untuk berdiskusi soal LPD dan masalah yang lain seperti ekonomi Hindu," ceritanya.
Menurut Rai Mantra, setelah mengalami perjalanan panjang kurang lebih 36 tahun dan melakukan penelitian-penelitian terkait LPD, akhirnya LPD pun didirikan. "Saat berdiskusi, Prof Ramantha memang seorang ahli akuntansi tapi beliau menyadari akan sejarah pendirian dan perjalanan LPD tersebut, itu memang tidak bisa diselesaikan oleh satu disiplin ilmu, akan tetapi multidisipliner yang hubungannya dengan kekuasaan, idealisme, sosial, profesi dan konteks sejarah," paparnya.
Rai Mantra pun tak lupa mengucapkan selamat atas peluncuran buku Akuntansi LPD. Menurutnya, buku ini memberi gambaran supaya kita tidak terombang-ambing lagi dengan sistem akuntansi yang menyebabkan banyak hal yang merugikan LPD serta desa adat secara umumnya, karena adanya perbedaan persepsi masing-masing dan perbedaan persepsi tersebut disebabkan pula belum sepenuhnya dipahami etika bisnis dan identitas yang merupakan roh tata kelola dari LPD yaitu ‘HYBRID’. “Dan munculnya Buku Akuntasi Lembaga Perkreditan Desa ini salah satu wujud nyata dari orang Bali menyadari harga dirinya dalam kancah globalisasi untuk mempertahankan identitasnya, itulah sebutan yang diungkap oleh Prof IB Mantra,” kata Rai Mantra, menegaskan. 7 isu