ARTICLE AD BOX
“Di situ (hearing), kami melihat dan mendengar Calon Gubernur nomor urut 1 itu mengatakan bahwa ada 53 juta wisman ke Bali. Pertanyaan kami adalah mohon penjelasan Bapak mengenai jumlah wisman ke Bali sebanyak 53 juta ini,” ungkap Giri pada segmen tanya jawab dan sanggah antar pasangan calon.
Menurut Giri, angka kunjungan itu tidak masuk akal. Sebab, target kunjungan wisman secara nasional saja 14 juta di tahun 2024 ini dan Bali dibebankan 50 persennya. Kalau angka 53 juta kunjungan itu benar adanya, pajak hotel dan restoran (PHR) yang jadi penyumbang terbesar Pendapatan Asli Daerah (PAD) Badung seharusnya sudah tembus Rp 30 triliun.
“Karena bagi kami memang susah ketika kita bicara tentang data, tapi lebih fatal lagi ketika kita berbicara tanpa data. Itulah yang kita lakukan bagaimana kita memberikan pendidikan politik yang bagus,” tegas Giri.
De Gadjah tidak menampik dan bahkan ia mengakui telah selip lidah membaca data kunjungan wisman pada acara, Jumat lalu, di Jimbaran, Kuta Selatan, Badung itu. “Saya akui, sempat viral 53 juta itu dan bahkan dipakai meme, dan seolah-olah kami goblok banget. Waktu itu kami salah menyebutkan, seharusnya 5,3 juta. Selimputan, istilah Balinya,” ungkap De Gadjah.
Kontestan Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur (Pilgub) Bali 2024 termuda ini mengutip kembali konteks data yang ia sampaikan Jumat lalu itu. Bahwa, Bali dibebankan setengah target nasional yaitu 7 juta wisman selama tahun 2024. Sementara ini, baru tercapai 5,3 juta jiwa.
Sedangkan, versi Giri, kunjungan wisman ke Bali selama periode Januari-Agustus 2024 telah mencapai 4.465.685 jiwa. Sampai akhir tahun ini, Giri menargetkan kunjungan wisman ke Bali bisa mencapai 6,8 juta jiwa atau sekitar 97 persen dari target yang dibebankan Pemerintah Pusat.
De Gadjah terdengar sedikit jengkel ketika selip lidahnya digoreng. “Saya rasa orang salah tidak perlu dihakimi dengan membuai-buai seperti itu. Saya mengakui kesalahan saya,” katanya tampak kesal. Ia lantas membalik pernyataan Giri bahwa kuantitas kunjungan wisman tidak penting bagi Pulau Dewata.
Kata De Gadjah, ‘Bali expects a tourist spends a thousand dollars a day rather than a thousand tourists spend a dollar a day’ atau lebih baik satu turis yang menghabiskan ribuan dolar sehari daripada ribuan turis yang berbelanja sedolar sehari. Jumlah wisman tidak penting tetapi bagaimana jumlah wisman yang sedikit itu berkualitas.
“Tidak terlalu banyak turis yang membuat kemacetan, overturisme, polusi, dan lain-lain. Tapi dengan sedikit turis, Bali bagus, hijau, pendapatan banyak, ekonomi berjalan, saya rasa itu yang diperlukan untuk Bali,” tegas De Gadjah di debat perdana yang mengangkat tema ‘Memformat Bali menuju Pariwisata Berkelanjutan.’