ARTICLE AD BOX
Hingga Jumat (1/11) kemarin, proses pemadaman kebakaran masih berlangsung.
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Buleleng, Kadek Agus Hartika mengatakan, alat tersebut tiba pada Kamis (31/10) sore dan mulai digunakan esoknya, yakni pada Jumat pagi. Adapun bantuan alat tersebut dipinjamkan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali setelah melakukan asesmen.
“Tadi pagi alatnya sudah kami gunakan di lokasi. Pemadaman dilakukan dengan menyiramkan air ke titik kebakaran menggunakan mesin pompa portable,” ujarnya, dikonfirmasi Jumat siang.
Ia mengungkapkan, dari pantauan pandangan mata titik api di TPA Bengkala hingga kemarin siang sudah tidak terlihat. Namun masih ada kepulan asap dengan jumlah yang semakin menipis. Di sisi lain, hujan yang turun di wilayah Buleleng kemarin siang turut membantu memadamkan bara api di areal TPA yang terbakar.
“Asap menandakan masih ada bara api. Dengan turun hujan membantu penyiraman agar titik atau bara api sepenuhnya padam. Sehingga asap makin tipis dan hilang,” imbuh dia.
Sementara itu, kondisi udara di sekitar areal TPA juga menunjukkan hasil yang semakin membaik. Hal itu didasarkan pada uji kualitas udara dengan aplikasi. Hasil pengecekan, kualitas udara di TPA Bengkala pada Jumat pagi masih pada kategori baik/lumayan, dengan nilai 37.
Sebelumnya, kebakaran TPA Bengkala terjadi sejak Sabtu (26/10) sekitar pukul 11.00 Wita. Kebakaran ini disebabkan oleh adanya gas metana di dalam gunungan sampah. Ditambah dengan cuaca Buleleng yang saat ini sangat panas serta diselingi angin kencang. Panas yang bercampur dengan gas metana tersebut diduga memicu api.
Kebakaran itu awalnya diketahui dari munculnya kobaran api di Blok 2 yang kemudian merembet ke Blok 4. Api diketahui hanya membakar sampah yang tergolong baru saja, sedangkan sampah lama sudah bercampur dengan tanah sehingga sulit terbakar. DLH Buleleng kemudian melakukan penyekatan untuk mencegah kebakaran meluas. 7 mzk