ARTICLE AD BOX
Lomba Ngelawar yang menjadi pusat perhatian masyarakat ini resmi dibuka oleh Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, yang hadir didampingi oleh para prajuru desa adat, Ketua LPD Kesiman, Lurah Kesiman, kepala lingkungan se-Kelurahan Kesiman, serta Kelian Adat Banjar Kebonkuri Lukluk.
Ketua Karang Taruna Wisma Yowana, I Komang Yuda Kusuma atau yang akrab disapa Mang Yuda, menyatakan bahwa kegiatan ini diikuti oleh 13 Sekaa Teruna (ST) dari seluruh banjar di Kelurahan Kesiman, serta satu kelompok tambahan dari Buaji Anyar. "Lomba ngelawar ini kami pilih sebagai bagian dari Bulan Bakti Karang Taruna. Selain untuk melestarikan tradisi, tujuan utamanya adalah menciptakan kebersamaan dan gotong royong antarpeserta," ungkap Mang Yuda.
Dalam lomba yang berlangsung selama 90 menit ini, setiap kelompok ST diminta untuk meracik dan menyajikan lawar merah dan lawar putih, dua jenis lawar yang umum dihidangkan masyarakat Bali.
Peserta berjumlah tiga orang dari setiap ST, dan mereka hanya melakukan "ngerames" atau mengolah bahan-bahan di lokasi lomba, sementara persiapan bahan seperti bumbu dan daging sudah dilakukan sebelumnya di banjar masing-masing.
Setelah melalui penilaian dewan juri, Banjar Kebonkuri Lukluk dinobatkan sebagai yang terbaik, disusul Banjar Kebonkuri Tengah, dan Banjar Pabean.
Mang Yuda juga menambahkan bahwa antusiasme para peserta sangat tinggi, dengan orientasi lomba yang lebih mengedepankan kebersamaan dibandingkan persaingan untuk meraih juara. "Lomba ini bukan soal menang atau kalah, melainkan menjaga kedekatan dan kekompakan antar-ST. Harapan kami, kegiatan ini menjadi ajang sosial yang dapat mempererat hubungan masyarakat, serta menjadi tonggak pelestarian seni dan budaya," ujarnya.
Di masa mendatang, pihaknya berharap Lomba Ngelawar ini dapat terus dikembangkan dan menjadi agenda tahunan di Kesiman. "Kami berharap Karang Taruna semakin aktif dalam kegiatan sosial dan budaya di masyarakat, sehingga nilai kebersamaan dan tradisi lokal dapat tetap terjaga," pungkas Mang Yuda. *m03