ARTICLE AD BOX
Hal tersebut disampaikan Sekda Dewa Indra, dalam arahannya saat membuka acara Pengendalian Program dan Anggaran BKKBN wilayah Bali di Kantor BKKBN Bali, Jalan Raya Puputan, Niti Mandala, Denpasar, Selasa (29/10).
Sekda Dewa Indra menjelaskan, kelahiran akan terus ada, kontraksi perekonomian terjadi, dan kondisi ini akan terus berubah.
Pertambahan dan pertumbuhan keluarga baru belum tentu memiliki pengetahuan dan informasi yang memadai mengenai cara mencegah stunting.
Begitu pula para ibu yang memiliki balita atau sedang hamil, meskipun sudah mendapatkan informasi dan edukasi tentang stunting, mungkin akan kesulitan menyediakan gizi dan pangan yang baik bagi balita jika kondisi ekonomi memburuk, sehingga berpotensi menimbulkan stunting.
“Capaian prevalensi stunting terendah harus kita apresiasi, namun ini bukanlah puncak capaian kinerja kita. Jangan berpuas diri dulu karena jika kita merasa puas, maka di situlah langkah kita terhenti. Untuk itu, kita harus terus bekerja membangun sistem dan kolaborasi yang baik antarpemangku kepentingan, sehingga kasus stunting bisa terus kita tekan,” ujar Dewa Indra.
Sekda Dewa Indra menuturkan keberhasilan program pengentasan stunting di Bali merupakan prestasi yang patut diapresiasi atas kinerja dan kerja keras semua pemangku kepentingan, khususnya perwakilan BKKBN wilayah Bali.
Sekda Dewa Indra juga meminta agar program BKKBN lainnya, seperti program Bangga Kencana, terus diakselerasi di tengah masyarakat. Begitu pula penyerapan anggaran, baik itu dana alokasi khusus fisik maupun non fisik, diharapkan dapat dioptimalkan agar dana terserap dengan baik dan memberikan manfaat maksimal dalam upaya bersama mewujudkan generasi sehat yang tumbuh di keluarga berkualitas.
Selain Sekda Dewa Indra, acara yang digelar secara luring dan daring ini juga dihadiri oleh Plt Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Bali Ni Luh Gede Sukardiasih, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa kabupaten/kota se-Bali, penyuluh KB se-Bali, serta Tim Kerja BKKBN Provinsi Bali. 7