ARTICLE AD BOX
Meskipun asap yang nampak sudah tipis dan tidak signifikan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Buleleng masih menstandbykan tim pendinginan dan cek kualitas udara.
Pantauan NusaBali di sekitar TPA, asap masih mengepul di dua titik. Namun asap yang membumbung ke langit tipis dan tidak berwarna pekat. Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Buleleng Kadek Agus Hartika dikonfirmasi mengatakan, dampak kebakaran TPA yang terjadi Sabtu (26/10) lalu masih terjadi.
“Kalau api secara kasat mata sudah tidak ada. Asap masih ada tipis-tipis, intensitasnya kecil, kami tetap pantai setiap hari juga tim pendinginan masih melakukan penyiraman,” ucap Agus Hartika.
Tim yang disiagakan setiap shiftnya 8-12 orang. Penyiraman pun dilakukan setiap hari, DLH Buleleng dibantu mobil tangki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng, Dinas Damkar, dan juga Perumda Air Minum Tirta Hita Buleleng. Selain penyiraman, eksavator juga masih terus bergerak untuk menggali gunung sampah di titik yang terbakar dan memadamkan bara api yang masih tersisa. Serta memastikan api tidak merembet ke area lain.
Selain itu, Agus Hartika juga menyebut, pemantauan kualitas udara juga dilakukan setiap hari. Dari hasil pengambilan data dan pengujian, kualitas udara di sekitar TPA Bengkala masih di ambang batas wajar dan dalam status aman.
“Kemarin sempat ada hujan walaupun tidak lama, mudah-mudahan ada hujan lagi untuk membantu proses pendinginan lebih cepat,” imbuh Agus Hartika.
Diberitakan sebelumnya, TPA Bengkala yang berlokasi di perbatasan Desa Kubutambahan dan Desa Bengkala di Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, terbakar Sabtu (26/10) lalu. Kebakaran diduga dipicu suhu panas di musim kemarau yang mencapai puncak. Gunung sampah yang terbakar terjadi di areal blok 2 di bagian barat dan menyebar naik ke blok 4, membakar sekitar 4 are dari luasan 4,8 hektar luasan total TPA.7 k23