Warning: session_start(): open(/home/kabarupdateindon/public_html/src/var/sessions/sess_d6fe6c6743a523e2ad2faef5d92d7ab9, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/kabarupdateindon/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/kabarupdateindon/public_html/src/var/sessions) in /home/kabarupdateindon/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Soal Swasembada Pangan, Mentan Optimistis Terwujud Dalam 4 Tahun - Detiknews

Soal Swasembada Pangan, Mentan Optimistis Terwujud Dalam 4 Tahun

2 months ago 13
ARTICLE AD BOX
"Kami yakin, kalau target beliau empat tahun, kami yakin, sangat yakin bahwa itu bisa dicapai. Kenapa? Dulu kita (pernah) swasembada, itu (selama) tiga tahun dan itu empat kali (panen)," ujar Amran di Jakarta, seperti dilansir Antara, Kamis.

Amran menyampaikan komoditas beras akan menjadi fokus utama dalam menyukseskan swasembada pangan. Setelah beras berhasil, lanjut Amran, fokus swasembada berikutnya adalah jagung.

Menurut Amran, peningkatan produksi beras dan jagung tersebut harus dilakukan satu per satu agar target swasembada pangan bisa tercapai.

"Kita satu-satu, selesaikan satu-satu. Yang paling penting adalah pangan. Pangan paling penting, paling utama beras, kalau itu tidak ada, bisa bermasalah negeri ini," ucapnya.

Swasembada pangan menjadi salah satu misi dalam program Asta Cita Presiden dan Wakil Presiden terpilih Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Beberapa program kerja yang akan dilakukan, di antaranya melanjutkan dan menyempurnakan program kawasan sentra produksi pangan atau food estate secara berkelanjutan, terutama untuk komoditas padi, jagung, singkong, kedelai, dan tebu.

Ditargetkan minimal empat juta hektare tambahan luas panen tanaman pangan tercapai pada 2029.

Pengamat pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa pemerintahan mendatang harus menciptakan pertanian yang terarah sebagai salah satu upaya untuk mewujudkan target swasembada pangan.

Menurut dia, pertanian saat ini belum terarah karena banyak petani yang masih menanam komoditas berdasarkan tren tanpa mempertimbangkan kebutuhan pasar.

Akibatnya, ketika panen tiba, harga komoditas tersebut anjlok karena pasokan berlebih.

"Petani itu seperti jalan sendiri-sendiri. Kalau ada informasi komoditas tertentu sedang bagus, semua petani langsung menanamnya. Setelah panen berbarengan, harganya hancur," kata Khudori.

Untuk mengatasi masalah ini, ia mengatakan pemerintahan mendatang perlu melakukan perencanaan yang matang dalam kegiatan pertanian.

Khudori menyebut pemerintah perlu membuat kebijakan yang mengatur pola tanam dan menetapkan komoditas yang perlu ditingkatkan produksinya.

Selain itu, petani perlu memiliki akses tentang permintaan pasar sehingga mereka dapat menentukan komoditas apa yang harus ditanam dan berapa jumlahnya. 7

Read Entire Article