Warning: session_start(): open(/home/kabarupdateindon/public_html/src/var/sessions/sess_8677069ce8e7f05837327d92ddcf0593, O_RDWR) failed: No space left on device (28) in /home/kabarupdateindon/public_html/src/bootstrap.php on line 59

Warning: session_start(): Failed to read session data: files (path: /home/kabarupdateindon/public_html/src/var/sessions) in /home/kabarupdateindon/public_html/src/bootstrap.php on line 59
Waswas Bali Ditinggal Wisatawan, Lalin dan Sampah Diharapkan Jadi Prioritas - Detiknews

Waswas Bali Ditinggal Wisatawan, Lalin dan Sampah Diharapkan Jadi Prioritas

2 months ago 11
ARTICLE AD BOX
Apabila kedua problem tersebut tak berkesudahan,  akan membuat buruk citra Bali  sebagai destinasi wisata dunia. Buntutnya Pulau Seribu Pura ini bisa saja ditinggalkan wisatawan.

I Wayan Dumya, seorang praktisi pariwisata sekaligus penggiat lingkungan mengatakan Minggu (20/10).

“Jadi ada ungkapan pariwisata Bali tidak sedang baik-baik saja, itu ada benarnya,” kata pramuwisata Bahasa Jerman, asal Tegallalang, Gianyar.

Karena memang faktanya di lapangan demikian. Untuk masalah kemacetan manajemen transportasi mesti menjadi konsern. Kata dia akar masalahnya harus ditemukan dan segera diupayakan solusinya.

Sarannya, ada regulasi jelas dan kontrol yang pasti di lapangan. Antara lain menyangkut regulasi moda transportasi yang beroperasi di lapangan. Termasuk batasan usianya.

“Harus bersungguh-sungguh, jangan  hangat-hangat tahi ayam,” ujarnya. Hal yang sama dengan penanganan sampah. Kata dia masalah sampah tak kalah ironis. Dumya menuturkan kejadian di lapangan di salah satu DTW, sampah demikian berserakan, baik sampah plastik (non organik) maupun sampah organik.

“Padahah DTW ini sudah ada badan pengelolanya,” keluhnya. Selain itu, pedagang dengan berbagai payung tendanya yang warna-warni merangsek, menimbulkan pemandangan tak sedap. “Jadi seperti pasar malam tampaknya,” ujar Dumya, mengandaikan.

Untuk itu, siapapun nanti pemimpin, gubernur, bupati atau walikota, masalah kemacetan dan sampah, dua persoalan yang diharapkan menjadi prioritas yang harus dituntaskan. Demikian juga di pusat, siapapun menteri yang membidangi kementerian pariwisata atau kementerian lainnya. 

“Apa yang dilakukan pemerintah,  masyarakat biasanya  akan mengikuti ,” ujar Dumya. Itulah alasannya mengapa pemerintah diharapkan memprioritaskan dulu dua problem tersebut; masalah kemacetan dan sampah.

Sebagai pemandu, Dumya mengaku kemacetan dan sampah  sering mengundang keluhan wisatawan. “Khawatir nanti orang akan malas ke Bali, karena persoalan tersebut,” kata Dumya.  K17.
Read Entire Article